Rabu, 11 Maret 2015

Keindahan Danau Biru Dan Sejarahnya Dolo Tinggi Raja Sumatra Utara


     Sebuah Cagar Alam Tinggi Raja Tinggi Raja yang terletak di Desa Tinggi Raja, Kecamatan Silau Kahen Kabupaten Simalungun Sumatera Utara merupakan salah satu tempat yang patut dikunjungi untuk memanjakan mata. Daerah terpencil, yang jauh dari hiruk pikuk masyarakat kota, banyak yang tidak menyangka terdapat tempat yang menakjubkan seperti Tinggi Raja. Bahai mutiara dalam lumpur. Itulah ungkapan yang cocok sebagai gambaran keindahan Kawah Putih Tinggi Raja. Bisa dipastikan siapa saja yang melihatnya, akan dibuat ternganga dan terbelalak. Kaget, kagum, terpesona, hingga tak percaya. Di sebuah tempat yang sangat terpencil ada surga terserak.

     Kawah Putih Tinggi Raja memiliki sumber air panas yang berasal dari bukit-bukit kecil di daerah tersebut. Air panas ini mengalir ke sunga, Bah Balakbak yang berbatu dan berair jernih dan sejuk. Di sini pengunjung bisa mandi pada pertemuan air panas dan air dingin yang sangat nikmat sebagai hasil proses alam.


     Tidak banyak orang yang tahu terhadap tentang tempat ini, kira-kira sekitar 5 tahun yang lalau, bukit kapur itu benar-benar seputih kapas atau salju. Terhampar luas kontras dengan langit yang berwarna biru dan pepohonan yang berwarna hijau. Namun, kini bukit kapur itu sudah mulai menghitam akibat reaksi oksigen di udara.

     Penduduk setempat memiliki legenda tersendiri dalam proses terbentuknya bukit kapur dan Kawah Putih Tinggi Raja ini. Penduduk sekitar mengisahkan puluhan tahun silam penduduk Tinggi Raja menanam padi beramai-ramai. Setelah prosesi menanam padi selesai, masyarakat berpesta dan berdoa agar panennya kelak berhasil. Pada saat yang sama , ada seorang nenek renta yang juga penduduk kampung itu tidak memiliki sanak keluarga. Dia tidak bisa lagi bertani seperti yang lain. Bahkan untuk hadir ke pesta tanam pun tak bisa. 



     Kemudian seorang pemimpin kampung itu meminta seorang pemuda lajang dan seorang anak kecil untuk mengantarkan makanan dari pesta. Namun, ditengah perjalanan seorang pemuda dan anak kecil tadi memakan makanan titipan untuk sang nenek hingga habisa dan hanya tersisa tulang belulang. Akhirnya nenek itupun marah, diambilnya tempurung kelapa dan dipukul-pukul menjadi sebuah irama, ia mengambil seekor kucing dan kemudian ditarik sambil menari. Kucing itupun disiksa sampai akhirnya keluar banyak air dari berbagai sisi karena murka sang nenek dan kucing itu.

     Akhirnya penduduk berlarian ke kampung atas untuk menghindari air yang keluar di halaman-halaman rumah mereka. Hingga saat ini, kucing menjadi binatang yang sangat dikeramatkan di daerah Tinggi Raja. Itulah sedikit cerita dari penduduk Dolo seputar bukit kapur dan kawah putih.

     Untuk menuju Kawah Putih Tinggi Raja, dibutuhkan waktu sekitar 4-5 jam melalui jangan yang dipenuhi dengan bebatuan. Jalanan yang penuh debu bila kemarau dan bila musim hujan berubah menjadi kubangan lumpur. Rute yang digunakan dari Medan melalui Dolok Merangir-Tebing Tinggi-Dolok Masihul tepatnya di  simpang Kerapuh dan kemudian bisa dilanjutkan melalui Silau Dunia-Negeri Dolok-Silau Kahean-Nagari Dolok Morawa-Dolok Tinggi Raja. Jika anda melalui jalan tersebut. 

     Yuk para traveller silahkan di coba tempat wisata ini jika penasaran, Selamat Berpetualang.




     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar